Jumat, 11 September 2009

Hidayat Tak Takut Bersaing dengan TK

0 komentar
INILAH.COM, Jakarta - Ketika peluang merebut jabatan ketua DPR kandas. PKS beralih memperjuangkan kursi ketua MPR. Jagoan yang diusung partai berlambang setangkai padi diapit dua bulan sabit ini, Hidayat Nurwahid dikatakan tidak takut berkompetisi dengan Taufiq Kiemas yang dikabarkan mendapatkan restu dari SBY.


"Iya, kita gunakan cara yang elegan dan kompetisi yang sehat. Kita siap bersaing secara sehat," kata Humas PKS Ahmad Mabruri kepada INILAH.COM, Jakarta, Rabu (9/9).

Dalam politik itu, dijelaskan Mabruri, selama masih ada celah harus diusahakan. Jika ternyata usaha yang dilakukan gagal, harus diterima dengan lapang dada. "Dulu, kita nggak menyangka Hidayat dapat ketua MPR karena koalisi kebangsaan. Sekarang kalau masih bisa, kenapa tidak," imbuhnya.

Selain itu, ujarnya, partai belum meminta Hidayat Nurwahid untuk kembali maju sebagai ketua MPR. Namun, sebagai kader, Hidayat akan mengikuti pengarahan partai. "Disuruh iya, Hidayat bilang iya. Kalau nggak ya nggak," ungkapnya.

Ditegaskan Mabruri, tidak ada upaya penjegalan atau perseteruan dengan Ketua Deperpu PDIP Taufiq Kiemas. Masing-masing partai memiliki peluang. Dalam UU, pimpinan MPR itu terdiri dari satu orang yang berasal dari DPR dan 4 wakil ketua yang berasal dari 2 orang DPD dan 2 orang dari DPR.

"Kita belum ada kesepakatan apa pun dengan SBY. Yang terpenting saat ini, tinggal bagaimana memanfaatkan peluang yang ada," pungkasnya. [bar]

Sumber: inilah.com

Sabtu, 05 September 2009

PKS: Soal Century, Boediono Tak Transparan

0 komentar
INILAH.COM, Jakarta - Fraksi PKS DPR menilai, Menkeu Sri Mulyani dan mantan Gubernur BI Boediono bersikap tak transparan dalam pengucuran dana Bank Century. Terbukti pengucuran dana 'penyelamatan' sebesar Rp 6,7 triliun dari LPS itu tidak diketahui sama sekali oleh DPR.

Anggota DPR Komisi XI dari Fraksi PKS Andi Rahmat mengatakan, sikap Sri Mulyani dan Boediono yang telah menyepakati kucuran dana ke Bank Century itu selama ini tertutup dengan DPR. Padahal, antara pemerintah dan DPR sudah sepakat pengucuran dana itu hanya Rp 1,3 triliun.


"Memang undang-undang mengatur bahwa Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) tak harus meminta izin DPR untuk mengucurkan dana tersebut. Tapi DPR hanya sepakati dana untuk menghadapi persoalan akibat krisis sebesar Rp 1,3 triliun. Setelah Januari 2009, tidak ada laporan apa-apa, sampai menyeruak seperti sekarang," ujar Andi di Warung Daun Pakubuwono, Jakarta, Sabtu (5/9).

Andi pun menyatakan bahwa DPR saat ini sangat menyesalkan sikap Departemen Keuangan, BI, dan LPS yang tidak transparan menyampaikan hal tersebut kepada DPR. Dan alasan tidak transparan itu dilakukan juga dinilai, Andi tidak masuk akal.

"Kata mereka, tidak transparan agar menjaga situasi pasar dan tidak terjadi rush. Ini memang persoalan yang agak rumit, tapi masak sama DPR saja yang juga lembaga negara tidak tranparan juga," cetusnya. [mut]

Sumber : inilah.com

Hidayat Nur Wahid Masih Berpeluang Pimpin MPR

0 komentar
Pemilihan dilakukan dalam rapat MPR di mana dimungkinkan lobi-lobi.

VIVAnews - Partai Keadilan Sejahtera akan tetap berjuang mendudukkan kembali Hidayat Nur Wahid sebagai Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat. Peluang itu diwujudkan dengan lobi-lobi di pleno MPR nanti.

"Kalau pimpinan DPR kan otomatis, kalau MPR diplenokan," kata Juru Bicara PKS, Ahmad Mabruri, dalam perbincangan dengan VIVAnews, Kamis 3 September 2009. "Kalau pleno, masih terbuka untuk dilakukan lobi," ujarnya.


Dalam lobi itu, tentu PKS akan mengusung kembali Hidayat. Hidayat dinilai PKS sukses memimpin MPR. Laporan keuangan MPR baik dan tugasnya dijalankan dengan lancar.

PKS keberatan dengan pernyataan Ketua Dewan Pertimbangan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Taufiq Kiemas, yang menyatakan ingin menjadi Ketua MPR untuk mengamankan Pancasila. Menurut PKS, pernyataan itu seolah-olah menuduh Ketua MPR sekarang tidak mengamankan Pancasila. "Jangan main tuduh saja," ujar Mabruri.

Selama Hidayat memimpin, MPR berulang kali menggelar acara sosialisasi konstitusi dan Pancasila dalam berbagai kegiatan seperti Cerdas Cermat Konstitusi untuk siswa sekolah. Karena itu, pernyataan kubu PDIP dinilai Mabruri tidak pada tempatnya.

Berdasarkan Undang-undang MPR, DPR, DPD dan DPRD, pimpinan MPR terdiri dari lima orang, di mana dua dari unsur DPD dan tiga dari unsur DPR. Pemilihan dilakukan dalam rapat MPR.

Sumber: vivanews

Anis Matta Wakil Ketua DPR dari PKS

0 komentar
Anis juga tidak punya masalah hukum. Diungkapkannya, jika ada parpol yang mengajukan calon yang punya masalah hukum, Tifatul khawatir akan muncul tarik-menarik yang justru mengganggu kinerja pimpinan dewan.

JAKARTA -- DPP PKS memutuskan Anis Matta sebagai kader yang akan ditempatkan sebagai wakil ketua DPR RI. Anis dipilih karena punya pengalaman dan bebas dari persoalan hukum.


Presiden PKS Tifatul Sembiring mengatakan, Anis dipilih melalui rapat BPH DPP PKS. ''Sekitar tiga pekan lalu kita putuskan,'' kata Tifatul kepada Republika, Selasa (1/9).

Dijelaskannya, Anis punya pengalaman yang luas, baik sebagai anggota DPR maupun kiprah di internal PKS. ''Pak Anis itu tiga kali menjadi sekjen PKS,'' jelasnya.

Selain itu, lanjut Tifatul, Anis juga tidak punya masalah hukum. Diungkapkannya, jika ada parpol yang mengajukan calon yang punya masalah hukum, Tifatul khawatir akan muncul tarik-menarik yang justru mengganggu kinerja pimpinan dewan.

Selain wakil ketua DPR, PKS bahkan sudah memutuskan formasi pimpinan dewan dan fraksi hingga ke tingkat daerah. ''Tapi, baru akan kami umumkan setelah pelantikan (anggota DPR dan DPRD),'' kata dia.


Sumber: www.republika.co.id