Rabu, 30 Maret 2011

Kesungguhan dan Semangat yang Tinggi

Kesungguhan itu lawan dari main-main, yaitu sungguh-sungguhdalam suatu urusan dan memberikan perhatian yang lebih besar dari biasanyaserta bersegera ingin menunaikannya.

Untuk menuju ke sana para aktivis dakwah dituntut memilikisemangat yang tinggi, memberikan segala kemampuannya, dan tidak boleh ragu-raguataupun berhenti di tengah jalan, atau bermalas-malasan di tengah perjalanan.

Biasanya, ketika meniti perjalanan yang panjang/se­mangatpara aktivis dakwah melemah, tekad mereka mengendur, dan langkah merekamelamban. Pada saat itulah amal islami (pergerakan Islam) menjadi lemah danberkurang  pengikutnya.

Sebagian mereka juga merasakan nikmatnya beristirahat danrela dengan hal itu. Mereka merasa berat dengan beban dakwah dan tidakmenyukainya, memperbanyak senda gurau dan tawa canda, serta bersenang-senangdengan pertemuan yang sepi dari semangat dan kesungguhan.

Mereka juga merasa nyaman dengan tidak ikut serta dalamkafilah jihad. Mereka tidur lelap dan rela dengan hanya memberi kontribusi yangsedikit. Mereka menyibukkan diri dengan urusan yang tidak penting danmelalaikan kewajiban yang sesungguhnya, serta lupa bahwa kewajiban itu lebihbanyak daripada waktu yang tersedia. Mereka rela dengan kontribusi minimal yangdiberikan kepada dakwahnya, dan sudah menganggapnya sebagai kontribusi yangbesar.

Karena itu, harus selalu dipompakan semangat yang tinggi dankesungguhan yang benar agar kita mampu menunaikan amanah dan tanggung jawabkita serta sampai pada tujuan. al-Qur'an telah memuji sekelompok manusia yangberiman dengan iman yang sesungguhnya. Mereka menyingsingkan lengan baju, danbersungguh-sungguh mencari keridhaan dari Allah. Allah Ta'ala berfirman,

“Mereka itu bersegerauntuk melakukan kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang segeramemperolehnya.” (aI-Mu'minun [23] :61)

Yang harus diingat, ketika berbicara tentang semangat yangtinggi dan kesungguhan adalah kontribusi dan kesungguhan itu berbanding lurusdengan kedekatan seseorang kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Dalam hadits qudsiDia berfirman,

“Barangsiapa yangmendekat kepada-Ku sejengkal, maka Aku akan mendekatinya sehasta. Barangsiapayang men­dekat kepada-Ku sehasta, maka Aku akan mendekatinya sedepa. Dan,apabila ia datang kepada-Ku dengan berjalan, maka Aku akan datang kepadanyadengan berlari.” (HR. Muslim, dalamkitab at-Taubah, Nomor 2675).

Para pemalas tidak sama dengan orang yang sungguh-sungguhdan memiliki semangat tinggi.

"Tidaklah samaantara Mukmin yang duduk (yang tidak ikut berperang) yang tidak mempunyai uzurdengan orang-orang yang berjihad dijalan Allah dengan harta dan jiwanya. Allahmelebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orangyang duduk satu derajat..." (an-Nisa'[4]: 95)

Orang-orang yang memiliki semangat tinggi dan kesungguhanyang tulus, merekalah orang-orang yang berhak mengemban dakwah ini danmenyampaikannya kepada manusia. Karena itulah, pengemban dakwah yangsesungguhnya adalah mereka yang menghabiskan umurnya, mengorbankan hartanya,dan memberikan waktunya untuk kemenangan dakwah.

Asy-Syahid al-Banna mengatakan, “Adalah sebuah kesalahan jika ada yang menyangka bahwa IkhwanulMuslimin adalah para da'i yang menyeru manusia kepada kemalasan danketerlenaan. Ikhwan selalu menyerukan di setiap kesempatan bahwa seorang Muslimharus menjadi pelopor dalam segala sesuatu. Ikhwan tidak rela hidup tanpaqiyadah, tanpa amal, dan tanpa keunggulan dalam segala hal, baik dalam ilmu,kekuatan, kesehatan, maupun finansial. Sebab, keterbelakangan dalam suatu sisidari berbagai sisi yang ada itu akan membahayakan fikrah kami dan bertentangandengan ajaran Islam.”

Beliau juga mengatakan, “Sedikitsekali orang yang tahu ketika salah seorang da'i Ikhwan keluar dari tempatkerjanya pada hari Kamis sore, lalu pada waktu isya sudah berceramah dial-Manya. Di hari Jumat ia menyampaikan khotbah di Manfaluth, Jum'at sorenyaberceramah di Asiyuth, dan setelah isya pada hari itu juga sudah berdakwah diSauhaj, baru kemudian pulang. Pagi-pagi buta di keesokan harinya, ia sudahberada di tempat kerjanya di Kairo, bahkan mendahului karyawan lainnya.”


Surat Terbuka untukPara Pemalas

Pemalas adalah orang yang tidak beruntung. Ia menghalangidirinya dari pintu-pintu kebaikan yang sangat banyak. la terbuai dengankenikmatan sementara yang dirasakan dari duduk-duduk dan istirahatnya. la lebihmengutamakan santai daripada menyiapkan diri untuk kehidupannya yang tersisa.

"Sekali-kalijanganlah demikian. Sebenarnya kamu (hai manusia) mencintai kehidupan dunia danmeninggalkan (kehidupan) akhirat." (al-Qiyamah [75]: 20-21)

Dia rela dengan kondisi dirinya. Rela dengan ketertinggalandan kemalasannya. Seharusnya, dia bisa bangkit lebih tinggi. Sesungguhnya, kitatidak membutuhkan para pemalas. Kita hanya bisa menasihati dan mendoakanmereka. Kita ajak mereka untuk berpikir ulang. Mari kita lihat teman-teman dansaudara-saudara yang telah meninggalkan kita. Barangkali, kita bisamembangkitkan dan menguatkan kembali semangat mereka.

Kita tidak mungkin bisa mengingkari kematian atauorang-orang mati yang setiap hari kita antarkan ke liang lahat. Tidak dapatkita pungkiri bahwa kita kehilangan mereka untuk selamanya. Tidak dapat kitapungkiri juga bahwa di antara mereka ada yang masih muda dan ada pula yangsudah tua. Di antara mereka ada bayi-bayi yang tak berdosa dan wanita-wanitalemah. Di antara mereka ada yang mati dalam keadaan sehat dan ada pula yangmati karena sakit.

Mati adalah sebuah keniscayaan, mendatangi orang yang sudahtiba saatnya. Tidak ada yang mengetahui. Bisa jadi, kematian akan merenggutkita hari ini dan tidak bisa ditunda sampai hari esok. Pada saat itulah, tidakberguna lagi penyesalan.

"(Demikianlahkeadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorangdari mereka, dia berkata. 'Ya Tuhanku, kembalikanlah aku (ke dunia) agar akuberbuat amal yang shaleh terhadap yang telah aku tinggalkan.'Sekali-kali tidak.Sesungguhnya, itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapanmereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan." (al-Mu'minun [23]: 99-100)

“Dan belanjakanlahsebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematiankepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata, Ya Tuhanku, mengapaEngkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yangmenyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang shaleh.”(al-Munafiqun [63]: 10)

Maka, berbuatlah... dan berbuatlah....Bersungguh-sungguhlah... dan bersungguh-sungguhlah..., sebelum kedatangan suatuhari yang tidak berguna lagi bagi seseorang kecuali apa yang sudah ia perbuat.

Semangat yang tinggi dan kesungguhan dalam sebuah aktivitasdapat memengaruhi derajat surga di antara orang-orang yang beriman.

"Tidaklah samaantara Mukmin yang duduk (yang tidak ikut berperang) yang tidak mempunyai uzurdengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka danjiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanyaatas orang-orang yang duduk satu derajat. Kepada masing-masing mereka Allahmenjanjikan pahala yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yangberjihad atas orang yang duduk dengan pahala yang besar." (an-Nisa' [4]: 95)

Jangan seperti Mereka

1. Seperti yangdifirmankan oleh Allah,
"Dan bacakanlahkepada mereka berita orang yang telah Kami berikan kepadanya ayat-ayat Kami(pengetahuan tentang isi al-Kitab), kemudian dia melepaskan diri dari ayat-ayatitu, lalu dia diikuti oleh setan (sampai dia tergoda), maka jadilah diatermasuk orang-orang yang sesat. Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kamitinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada duniadan menuruti hawa nafsunya yang rendah. Maka, perumpamaannya seperti anjing.Jika kamu menghalaunya, diulurkannya lidahnya, dan jika kamu membiarkannya, diamengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yangmendustakan ayat-ayat Kami. Maka, ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah ituagar mereka berpikir." (al-A'raf[7]: 175-176)

2. Orang yangkepergiannya tidak disukai oleh Allah, maka Allah melemahkan keinginan mereka.
"Mereka relaberada bersama orang-orang yang tidak pergi berperang...." (at-Taubah [9]: 87)
Sebabnya adalah hilangnya semangat dan tidak pergi berjihad.

"Dan jika merekamau berangkat, tentulah mereka menyiapkan persiapan untuk keberangkatan itu,tetapi Allah tidak menyukai keberangkatan mereka, maka Allah melemahkankeinginan mereka, dan dikatakan kepada mereka, 'Tinggallah kamu bersamaorang-orang yang tinggal (tidak pergi berperang) itu.” (at-Taubah [9]: 46)

3. Orang yangmencintai dunia sehingga mengalahkan akhirat.
"Hai orang-orangyang beriman, apakah sebabnya apabila dikatakan kepada kamu, 'Berangkatlah(untuk berperang) pada jalan Allah' kamu merasa berat dan ingin tinggal ditempatmu? Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan diakhirat? Padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan)di akhirat hanyalah sedikit" (at-Taubah[9]: 38)

Jadilah SepertiOrang-orang yang Menepati Janji dan Bersegera Meraih Kebaikan

Seperti yang difirmankan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala,
“Laki-laki yang tidakdilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingatiAllah, dan (dari) mendirikan shalat, dan (dari) membayarkan zakat. Mereka takutkepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadigoncang." (an-Nur [24]: 37)

"Di antaraorang-orang Mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah merekajanjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antarame­reka ada (pula)yang menunggu-nunggu dan mereka sedikit pun tidak mengubah(janjinya)." (al-Ahzab [33]:23)

"Mereka itubersegera untuk mendapat kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yangsegera memperolehnya." (al-Mu'minun[23]: 61)

Tanda-tanda Kesungguhandan Semangat Tinggi

- Bersegera menunaikan shalat, "Bangkitlah untuk shalatketika kalian mendengar panggilan shalat, apa pun keadaan kalian."
- Berkomitmen untuk menghadiri semua pertemuan dan disiplindi dalamnya.
- Merespons dengan cepat instruksi-instruksi mendadak yangdiberikan.
- Bersegera menginfakkan harta untuk kepentingan dakwah.
- Tidak berjalan bersama para pemalas dan orang-orang yangsuka meninggalkan dakwah.
- Menggunakan seluruh potensi yang dimiliki untukkepentingan umat dan dakwah.

Sumber: Memperbarui Komitmen Dakwah (Muhammad Abduh)

0 komentar:

Posting Komentar